StreamWTF
Cerita Dewasa - Dengan Kakak Kandungku Part 2
Kamipun mandi bersama lagi di bawah pancuran air hangat dan melanjutkan ciuman kami lagi. Bagiku, yang tadi terjadi itu… seperti mimpi menjadi nyata. Rasanya nikmat dan aneh juga takut. Iya takut. Entah kenapa tapi aku menikmatinya.
Malamnya, kami kembali ngobrol sebelum tidur. “Gimana Dek? Asik kan tadi? Hehehe” tanya kakakku sambil tertawa iseng.
“Asik ce, cuma… ya gimana ya? Rasanya aneh saja sih ce” kataku.
“Nanti juga gak aneh lagi. Nyaman gak dipangku sama cece?” Tanya dia
“Nyaman ce. Apalagi pas cece peluk aku dengan erat.” Kataku malu.
Kami pun tertawa dan kembali tidur tanpa pakaian sama sekali. Besok hari, tidak banyak yang kami perbuat selain membereskan kamar khusus Tommy. Ya besok dia akan datang. Dia sih orangnya pendiam dan cukup tampan.
Sore harinya, aku sibuk menyapu halaman di luar dan kakakku sedang menyiapkan sesuatu di kamar. Dia bilang nanti malam akan ada kejutan. Aku sangat penasaran tapi itu akan terjawab sesaat lagi.
Malam hari, kami mandi bersama lagi dan kakakku dari sore tadi mengunci kamarnya. Kini dia menutup mataku dan menyuruhku masuk ke kamar dan saat mataku dibuka… wow… wow… wow…
Kamar kakakku yang biasa aku tidur bersamanya setiap hari sudah dipermak olehnya menjadi kamar pengantin. Ada banyak kelopak bunga di atas ranjang itu. 5 lilin aromatherapy sudah dinyalakan. Lampu dibuat redup. Kami berdua masih memakai handuk dan kakakku langsung melepas handukku.
Dia yang masih memakai handuk menutupi tubuh indahnya naik ke atas ranjang dan mengulurkan tangannya mengajakku untuk berbaring bersamanya. Aku pun menerima uluran tangannya dan sekarang kami berdua sudah di atas ranjang.
“Dek. Sekarang dedek ama cece akan menikmati malam pertama kita. Kenangan sebelum kita ke luar negri. Tommy besok datang dan kita sudah tidak bisa bebas seperti biasanya. Jadi malam ini harus dimanfaatkan dengan baik” kata kakakku.
Kami berdua sudah berbaring di atas ranjang dan saling berhadapan juga berpegangan tangan layaknya serangan kekasih yang sedang bermesraan. Aku membelai wajah cantiknya dan dia mengusap pipiku.
Sungguh dia sangat cantik sekali malam ini layaknya bidadari. Aku mendekatkan wajahku untuk mengecup bibirnya dan disambut hangat olehnya. Dia pun membalas kecupan bibirku dan nafas kami semakin menderu seperti mesin pesawat.
Ciuman kami dipenuhi nafsu binatang dan mungkin ini adalah ciuman terpanas dan paling ganas serta buas yang pernah kami lakukan. Tubuh kami saling bergulingan di atas ranjang yang langsung berantakan karena nafsu binatang kami.
Payudara indah itu kini kuremas dengan kedua tanganku. Puting susu berwarna pink itu juga mulai aku mainkan sampai mengeras. Kakakku sudah mendesah dari tadi karena rangsangan yang aku berikan. Kedua payudara itu aku jilat puting nya dan dengan lidahku, puting itu aku mainkan dan aku colek.
Suara desahan surgawi itu begitu kencang terdengar dan sesekali dia berteriak.
“Ahhh.. dek… ahhh… sayang.. sayangku… enak… sayang… ah… lagi… terus… ahhhhhh… ahhhhhhh… ohhhh.. dek… enak…” omongannya sudah mulai kacau tak terkendali.
“Ce… cece… dedek sayang banget sama cece..” kataku sambil berbisik di telinganya.
Aku sementara waktu masih ingin menikmati kedua gunung kembar itu. Terlalu disayangkan untuk dilewatkan begitu saja apalagi ini adalah saat saat yang sangat indah di kamar yang sudah dibuat sedemikian rupa layaknya kamar pengantin yang dalam waktu singkat akan menjadi saksi cinta terlarang kita.
Setelah kedua tanganku mulai pegal memainkan payudara kakakku, kepalaku langsung menuju vagina nya. Lidahku sudah siap menyapu bersih semua vagina nya yang masih perawan itu. Sesaat Aku melihat keindahanya vagina kakakku sebelum vagina itu menjadi tidak perawan lagi.
Tak lama kemudian, lidahku langsung menjilati vagina nya dari bawah sampai atas berkali kali. Kakakku berteriak kencang dan suara desahan dari nya memenuhi kamarnya. Klitoris nya kemudian kumainkan dengan jari jariku.
Dia, ntah sadar atau tidak, mulai meremas kedua payudaranya sendiri dengan kedua tangannya. Mulutnya selalu terbuka membentuk hutuf O.
“Ahhh… ohhhhh… ohhhhh… yes!!! Oh my God… yes!!! Yes!!! Bagus… dek… ohhh. Dedek… dedek sayang. Cece.. oh… oh… suka…”
Aku tetap memainkan Klitoris kakakku dengan tempo yang semakin kencang dan teriakan dia semakin kacau. Akhirnya Aku menghentikan jari jari ku dan kembali berciuman dengannya sambil menggulingkan tubuhnya sehingga dia sekarang berada di atas tubuhku.
Kami kembali berciuman dan tampaknya dia tak mau menghabiskan banyak waktu untuk berciuman denganku. Mulutnya… ya mulutnya kini mulai menjilati kemaluanku dari bawah sampai atas. Entah apa yang kakakku pelajari di kampus sana tapi dia sangat tahu apa yang harus dilakukan.
Dengan pelan lidah nya menyusuri batang penisku dan lidahnya berputar putar di kepala penisku. Aku yang merasakan nikmat luar biasa langsung meremas bantal yang ada di dekatku. Aku pun mendesah dan sesekali berteriak.
Kakakku tampak puas dengan pekerjaannya dan dia kini mulai mengulum penisku. Semua batang penisku masuk ke dalam mulutnya. Kepala Kakakku naik turun dan menjilati kemaluanku di dalam mulutnya. Rasanya? Jangan ditanya. Nikmat bukan main.
Setelah dia menyiksaku dalam beberapa menit, dia kemudian kembali menciumi bibirku. Aku kemudian membalikkan tubuhnya sehingga aku sekarang berada di atas tubuh kakakku. Tangannya sudah memegang penisku dan siap diarahkan ke vagina nya.
Perasaanku?
Sedih ✅
Senang✅
Takut✅
Kagum✅
Tegang✅
Penasaran✅
Dan semuanya dicampur aduk.
Dengan pelan, penis yang sedang di bawah kekuasaan kakakku itu sedang digesek gesekan di vagina nya. Pelan pelan kepala penis itu masuk dan semakin dalam, tapi dia kemudian membuka kedua matanya dengan besar. “Nahhhhhhh yaaaaa… dah ngarep ya?? Nakal dedek ya… hehehehe”
Sungguh aku hampir mati kena serangan jantung. Kagetnya tuh seperti… ketahuan orang tua nonton film porno atau… ketahuan nyontek sama kepala sekolah. Kalau sudah pernah ya… selamat menikmati dah.
Aku… kesal tapi… kok lega? Ya jelas aja.. dikira ena ena sama kakak kandung sendiri tuh… gak bakal kena kasus apa? Ya kalau gak ketahuan ya berlagak dodol aja.. kalau ketahuan? Suruh siapa bilang bilang? Penisku mendadak impoten dalam hitungan detik. Ya jelas saja. Siapa yang nggak?
Kesal… Aku peluk kakakku dan aku tipu kupingnya. Geli? Coba saja tanya istri masing masing sana. Jangan coba coba ke istri tetangga ya. Dia berteriak kencang sambil tertawa tapi tenaga ku jauh lebih kuat darinya dan dia tak bisa melawan dan berbuat banyak.
Setelah Aku puas, aku mencium bibirnya agar dia langsung “lupa” dengan geli yang dia rasakan. Mungkin teknik ini bisa dipakai oleh dokter bedah bila obat bius sudah habis. Siapa tahu kan? Coba aja sendiri. Setelah kami berhenti berciuman, kami saling menatap dan tertawa.
Kakakku merasa puas sudah mengerjai aku dan aku juga sudah puas membalas dendam ku dengan memperkosa telinganya. Lah gak ada pelanggaran hukum kan? Cuma ditiup. Orangnya masih perawan kok… Kami berdua kemudian pergi ke kamar mandi untuk mandi bersama.
Saat sedang mandi bersama, aku senantiasa memasang muka serius karena Aku tak tahu apakah hidup kami nanti akan berubah? Apakah aku harus senang dan bangga? Atau apakah aku seharusnya malu? Ntah lah.. biarlah waktu yang menjawab.
Maaf kalau keributan nya terkesan murahan
“Dek. Tadi pas kita mandi bareng kok dedek kayaknya cemberut mulu? Ada yang salah dek? Apa dedek kecewa?” Tanya kakakku.
Aku berkata kalau apa yang kulakukan tadi sangat salah. “Ce. Maaf ce. Tadi dedek sudah terbawa nafsu. Tak sepantasnya kita berbuat hal hal seperti ini” kataku.
“Ah dedek mah. Dedek juga seneng aja tuh. Hehee. Santai saja dek.” Katanya sambil tertawa.
“Tapi ce. Aku jujur aja takut. Merasa bersalah” kataku sambil menunduk.
“Kalau dedek merasa bersalah, kenapa dedek maju terus aja dari kemarin kemarin? Itu maksudnya apa?! Jangan munafik. Kamu kira cece ini apaan? Jangan ngomong sayang kalau munafik!!” Kata kakakku mulai marah
“Habis. Dedek juga… senang tapi …”
“Tapi apa Dek! Ngomong yang jelas! Jangan kayak gt!”
“Ce… dedek tuh sebenarnya… sayang banget sama cece.. dedek juga ingin menikmati tubuh cece tp kita kakak adik. Ini kan terlarang ce… dedek mikir kalau… biarlah fantasi menjadi fantasi saja.. kalau jadi kenyataan malah menyakitkan” kataku mulai menangis..
”… ok. Cece paham sekarang. Dek. Cece sendiri sih juga berpikiran sama dengan dedek. Cece dah tahu resiko ini semua. Tapi kalau dedek gak mau lagi… BUKAN BEGINI CARANYA!!!” Katanya sambil menangis dan berteriak.
“Ce… Aku gak ada maksud begitu ce.. tolong jangan salah paham.” Kataku sambil menyentuh tangannya.
“JANGAN PEGANG!” Katanya membentak.
“Ce. Aku senang banget bisa begini dekat. Dedek mengatakan ini karena dedek sayang banget sama cece. Bukan cuma mau macam macam.. dedek dah buat cece sedih. Kalau cece sedih karena dedek, mending… dedek mati aja dah.. dedek gak tahan lihat cece nangis…” kataku sambil menangis dan berlari keluar.
“Dek tunggu!!!” Kata kakakku mengejarku dari belakang menuju dapur. Aku sudah memegang pisau itu mau memotong nadiku.
“Dek jangan!!!” Katanya sambil memeluku dari belakang.
Dia menangis tersedu sedu. “Dek… jangan dek. Maaf dek tadi cece marah marah dek. Cece gak bermaksud seperti itu dek. Maafin cece ya dek” katanya sambil menangis dan membenamkan wajahnya di punggungku.
Tanganku sudah memegang pisau dan aku meletakkannya kembali. Aku pun berbalik dan memeluk kakakku. “Ce. Cece tenang. Dedek tadi emosi sesaat. Asal cece dah gak sedih lagi, dedek juga dah tenang ce.” Kataku sambil mencium dahinya.
“Dek. Lain kali tolong jangan begitu ya dek. Cece gak bisa hidup tanpa dedek. Kalaupun kita harus mati, kita harus berurutan dek. Kalau cece menguburkan tubuh dedek, cece dah gagal menjaga dedek.” Katanya kepadaku.
Perkataannya sangat menyakitkan. Kakakku benar. Eh ada sesuatu tak terduga. Dia kemudian menatapku dengan tajam dan menampar pipiku. Lucunya… setelah itu dia… malah mencium bibirku. Apaan coba dah nih orang. Dasar stress kayak robot konslet.
“Dek. Tadi sakit ya.. maaf ya dek. Tadi cece kesal aja… soalnya dedek nekad macam itu. Lain kali dedek gak boleh kayak gitu ya. Jangan bunuh diri. Kalau dedek sayang banget sama cece, dedek gak boleh nakal. Cece selalu sayang dedek. Cece tadi bentak bentak dedek. Cece juga minta maaf ya dek…” katanya sambil mengusap pipiku yang baru kena jurus telapak kasih sayang dewi venus.
Aku kembali mencium kakakku. “Ce. Dedek minta maaf. Tadi dedek cuma mau bilang saja apa yang dedek rasakan. Aku Sekarang merasa lega dan lebih nyaman. Aku selalu sayang cece. Aku juga senang berduaan terus sama cece. Anggap aja tadi dedek gak ngomong apa apa ce. Dedek sudah gak merasa takut lagi. Apa yang kita lakukan ini ya…
“Dek. Dedek harus menebus kesalahan dedek sekarang.” Katanya dengan tersenyum manja dan menggoda.
“Apa yang dedek harus perbuat ce?” Tanyaku.
“Gendong cece ke ranjang.” Katanya tersenyum dan merangkul leherku.
“Gampang ce. Dengan senang hati” jawabku sambil tersenyum.
Aku pun menggendong kakakku kembali ke kamarnya dan ke ranjang pengantin itu. Dengan lembut kubaringkan tubuhnya yang indah itu dan kukecup Bibir nya.
“Ce. Dedek Sekarang merasa sangat beruntung karena impian dedek selama ini menjadi nyata. Dedek akan selalu jaga cece selama dedek masih bernafas”. Kataku dengan lembut.
“Dek. Cece melakukan ini semua karena cece tahu dedek adalah orang yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Cece tidak pernah sekalipun menyesal. Cece senang dan sangat sayang sama dedek.” Katanya terharu sambil meneteskan air matanya.
Kamipun kembali berciuman dengan mesra. Aku kemudian berbaring di sampingnya dan memeluknya dengan erat membuat dinginnya malam menjadi begitu hangat dan indah.
“Ce. Besok Tommy datang jam 2 siang. Nanti dah ada dia mah gak bisa lagi berduaan deh ce” kataku.
“Perasaan ya Dek. Tadi ada orang yang ngomong kalau dia merasa bersalah. Siapa ya? Habis itu, dia lari ke dapur mau bunuh diri karena sudah membuat cecenya menangis…” ledek kakakku.
Kesal diledek. Aku tiup kuping nya dengan kekuatan angin puting susu, eh puting beliung. Dia berteriak. Wanita lemah di telinga, pria lemah di mana… wanita berdandan.. pria menggombal. Sudah seperti itu jalannya. Kami kemudian tertawa tapi karena hal yang berbeda.
Aku tertawa karena senang melihat kakakku geli. Dia tertawa karena… geli. Stress Emang. Aku kembali menatap matanya dengan dalam.
“Ini Dedek nakal pasti mau usil lagi. Lihat aja. Dasar dedek nakal. Hiya hiya. Kalau nakal bisa kena gigit cece nanti. Hehehehe.” Kata kakakku dengan senyum usilnya..
“Ce. Tadi cece kan sudah terangsang. Cece gak mau lanjut?” Tanya ku sambil menatap matanya dengan dalam dan menggoda.
“Hmmm… lanjut gak yah? Hehehe.. kamu kan masih mendidih di bawah sana… hehe… tapi…” katanya menggoda.
“Tapi apa ce?” Tanyaku sambil tersenyum.
“Hmm… ya udah.. sini… telanjang… habis itu tiduran ya… make tangan. Hehehe.”, kata kakakku..
Aku? Ya mau gak mau dah. Daripada mendekam merana tuh sperma yang sebentar lagi akan terbuang sia sia di dunia fana ini. Aku pun melepas semua pakaianku sampai telanjang.
“Nah. Dedek kecilku sudah telanjang. Burungnya sudah tegang. Sini cece mainin dulu ya dek… Heheh… cok kocok kocok. Heheh. Dedek manis. Cium ya burungnya… muach” kata kakakku yang membuatku langsung terangsang dengan cepat.
Sial dia tidak telanjang. Ini sih kesenjangan sosial namanya. Gak ada toleransi nya nih. Hallah. “Duuh dedek sayang. Senang kan burung nya cece main mainkan? Hehehe. Pasti dedek mau lihat cece telanjang… eit. Gak boleh. Ehehhe… kok cece jadi ingin punya dedek baru ya? Hhehehe” kata kakakku.
“Ce.. cece curang. Aku doang yang telanjang sih. Cece juga dong…” kataku memelas
“Hush. Anak anak banyak protest. Hehe. Pas dedek sakit aja… cece yang mandiin. Seneng pula dedek. Ehehhe” katanya meledek.
Tangan lembutnya mulai menyentuh penis ku dan memijat dengan lembut. Bagian kepalanya dipegang dan ditahan dengan tangan kiri sementara tangan kanannya mulai mengurut semua batang penisku. Aku mendesah dengan kencang karena rangsangan.
“Ih dedek berisik ah. Bentar ya.” Katanya.
Dia menyuruhku berbaring di pengakuannya. Pantatku diletakannya dj atas paha nya. Tangan kirinya menutup mulut ku dan tangan kanannya langsung mengocok penisku. Aku tetap mendesah tapi karena mulutnya ditutup oleh tangannya, tak banyak suara yang terdengar.
Kocokan itu sangat nikmat dan sebentar saja, aku mendapatkan orgasme ku. Cairan cairan sperma itu langsung dibersihkan oleh… mulutnya. Dia menjilati semua cairan sperma yang berantakan di tubuhku.
“Hmmm.. nikmat juga air mani kamu dek. Gini rasanya ya air mani perjaka. Hehehe. Cepet banget Dedek keluarnya. Dah terangsang berat ya?” Kata kakakku.
Aku yang kini berbaring terlentang di atas ranjang dalam keadaan berdaya malah mendapat kejutan maut dari kakakku. Dia mengambil baby oil dan mengoleskan cairan keparat itu di seluruh penisku dan mulai… mengelitiki kepala penis ku yang super sensitif saat itu.
“Ce… ampun ce. Geli… ampun… jangan… geli… ampun ce… ampun… jangan. Stop ce… geli… aaaaaa” aku berteriak meminta kakakku berhenti.
“Ini hukuman buat dedek nakal. Hehehe. Nakal ya… hehehe.. kena deh ama cece dikerjain. Tadi kuping cece ditiup. Hehehe. Balas dendam” katanya.
Dia akhirnya menghentikan kegilaannya. Aku akhirnya dibawa ke kamar mandi Dah dibersihkan oleh kakakku. Setelah aku dimandikan, aku berpakaian dan kami berdua kembali berbaring di ranjang.
“Dek. Kuping dedek mau cece bersihkan gak? Sini dek. Tiduran di paha cece. Cece bersihin. Heheh. Jangan ketiduran ya” katanya dengan senyum manisnya.
Aku merangkak mendekatinya dan langsung meletakan kepalaku di pangkuannya. Kakakku sudah menyiapkan cotton bud nya. Dengan pelan dia membersihkan telingaku dan sesekali meniup nya. Geli sih gak cuma ya agak geli aja. sesekali dia membelai rambutku.
Omongannya terbukti. Aku kemudian tertidur di pangkuannya. Dia kemudian membangunkan ku dengan lembut dan dibantu ciuman di bibir juga. Akupun terbangun dan tertidur lagi. Setelah dia membersihkan kupingku… dia tidak membangunkan ku lagi.
Aku kemudian terbangun disambut oleh senyumnya dan matanya yang lelah. “Eh ce. Aku… ketiduran ya? Maaf ce…” kataku malu.
“Udah gak masalah dek. Nyaman kan di paha cece? Hehehe. Mau lanjut bobok lagi?” Tanya nya
“Nggak lah ce. Kasihan cece. Dah pegel. Kurang tidur juga. Maaf ce. Yuk ce. Kita bobok lagi” kataku sambil membaringkan kakakku yang sudah sangat lelah. Kami berdua pun tertidur lagi sampai besok pagi.
Besoknya, kami berdua langsung membereskan dan membersihkan kamar kakakku yang dia sulap menjadj kamar pengantin (Lagian cari penyakit aja). Tommy akan datang dalam waktu 2 jam kan kami tidak membuang waktu untuk omong kosong. 30 menit sudah cukup untuk membereskan kamar kakakku dan kami kemudian mandi berdua seperti biasa.
Kami setelah mandi, langsung memesan makanan. Pizza saja dah. Buat si satpam alias Tommy. Bentar lagi tuh orang datang. Umurnya hanya 17 tahun (tak ada adegan seks dengan Tommy. Dia hanya figuran iseng lewat. Sekali lagi! Tommy tidak terlibat dalam aktivitas seksual).
Pizza sudah datang dan 2 menit kemudian, sepupu kami yang ganteng ini datang. Mungkin aja supir taksi nya mengikuti si tukang pizza. Mana tau kan? Nah alhasil setelah Tommy masuk dan membereskan barang barang nya, kami makan bersama dan setelah makan, kami akan mengajak dia keliling kota. Ya maklum, dari luar kota.
Tommy biar anak berduit juga tetap rendah hati dan tidak sombong. Kami menghabiskan waktu dua hari untuknya agar dia terbiasa dan bisa mengenal tempat tempat makan dsb. Kami juga mengantarnya ke kampus baru dia untuk urusan ini itu dan.
Tommy sering kali keluar meenggunakan motor kakakku. Dasar bandit. Ngomong kek sama empu nya. Jadi kami berdua kadang menggunakan mobil atau kalau dekat ya… sepeda pun jadi
Waktu yang semakin dekat ini kami gunakan untuk belajar alias memperdalam bahasa Jerman kami dan ilmu beladiri alias kickboxing yang sebenarnya dipakai untuk kesehatan belaka, bukan untuk mencari nafkah apalagi balas dendam. Halah… balas dendam.. dikira film silat kaki 5?
Kami hanya menghitung hari menuju Jerman. Tommy sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya karena bantuan kami berdua. Dia juga sudah menemukan komunitasnya sendiri dan sebentar lagi dia berulang tahun ke 18. Biasa, dia akan menggila dengan kegilaannya meski dia tidak segila orang gila.
Hari berganti hari. Jerman sudah di depan mata (serasa jadi tentara Soviet union), maksudnya hari hari menuju Jerman sudah dekat. Kami berdua (tanpa Tommy) akan menghabiskan waktu kami berdua di lantai, eh pantai.
Tommy? Aslinya sih diajak tapi dia memilih pergi bersama teman teman barunya. Ya baguslah. Orang kami ngajak cuma buat formalitas belaka saja. Siapa yang berharap dia ikut? ganggu aja loe.
Kami berdua ke pantai dan aku membawa gitar ku untuk dimainkan di sana, bukan untuk memancing ikan hiu dan tak mungkin membawa grand piano karena berat. 1.5 jam dengan mobil BMW kakakku, kami sampai ke tempat tujuan.
Kakakku biar wanita, tapi kalau sudah berjumpa jalan tol kosong, langsung berubah menjadi pembalap formula 1. Michael Schumacher lah kurang lebih (maaf ts bukan ahli balapan). Aku sendiri tak suka kebut kebut an di jalan tol kecuali kalau sudah sakit perut atau rumah kebakaran (amit amit ya) dan berharap jalanan kosong (emang president apa?
Kami pun sampai di pantai. Keberuntungan memang memihak cinta terlarang ini. Pantai itu kosong melompong. Mungkin ada tsunami nanti atau… oh iya. Ini kan bukan hari libur. Kecuali semua orang kena phk atau gak ada hidup jelas, ya wajar saja sepi.
Kakakku dengan pede nya melepas pakaiannya dan hanya memakai bikini. Bergaya ala Pamela Anderson. Ya badannya emang bagus. Mau gimana lagi? Toh gak ada orang di sini. Cuaca tidak terlalu panas bahkan matahari juga merasa tahu diri, bersembunyi di balik awan.
Aku hanya nenggunakan celana pendek tanpa Apa apa alias telanjang dada. Kami berbaring dan kakakku tiba tiba mengajakku bermain air di pantai. Aku menjawab ajakannya dan kami pun bermain layaknya anak anak di pantai.
Kami saling siram dan sesekali menendang air itu. Kami kemudian bermain kejar kejaran. Tak akan ada yang tahu kami itu kakak adik. Semua yang ada, seperti kepiting, burung camar, penyu dsb akan mengira kami adalah sepasang kekasih.
Setelah lelah berlari, aku memeluk kakakku dari belakang dan menggendong nya. Kamipun berciuman kembali. Suasana sangat romantis dan seru. Kami kemudian bermain pasir dsn membangun istana.. sumpah deh. Beneran kayak bocah ingusan. Sudah susah payah membangun benteng… eh malah habis kena ombak.
Ombak itu mungkin berkata, “bapak, ibu. Tolong ingat umur. Jangan kayak bocah. Malu dikit napa?” Dasar ombak sial. Gak boleh lihat orang senang sebentar. Untung saja sudah difoto. Coba kalau nggak.. bah. Anyway cuaca sudah mulai sore.
Tommy? Biarin saja. Kami juga memberikan dia kunci rumah. Kamar kami semua sudah kami kunci. Sepupu mah sepupu, tapi jangan harap bisa masuk kamar orang seenaknya, kecuali lu ibu kos.
Kami berdua duduk memandang matahari terbenam dengan indah dan aku memainkan lagu summer jam dengan gitarku dan kakakku yang jadi penyanyinya. Aku dan kakakku bernyanyi bersama. Dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Seharusnya dia yang menjadi gitar nya. Ah sudah lah. Suasana romantis ini sungguh sangat sayang untuk dilewati.
Dikarenakan sudah sore dan matahari sudah terbenam (padahal tadi gak ada deh perasaan. Kapan munculnya dia? Ngintip kali. Suek) kami membersihkan tubuh kami di pancuran shower. Eit. Tak ada acara mandi berdua kali ini. Setelah selesai dan mengganti pakaian, kami pergi makan malam dan kemudian pulang.
Tommy sementara itu sedang santai duduk di depan tv sambil makan pizza yang dia beli dengan uang dia pastinya. Rumah mulai berantakan sejak bocah reseh ini datang. Gak kebayang 10 tahun lagi kayak gimana? Bisa jadi kamar mandi umum mungkin nih rumah gara gara nih orang berulah.
Tommy memang sepupu yang unik. Dia bertingkah selayaknya pemuda seusianya. Meski demikian, dia tidak nakal seperti merokok, berjudi dsb. Ya itu di depan kita… di belakang kita? Siapa yang tau? Selama dia gak ganggu orang mah masa bodo aja. Kami bertiga ngobrol ngobrol santai dan waktu sudah larut.
Germany. Here we come. Besok adalah hari terakhir kami di rumah. Kami berdua akan ke Jerman. Tommy akan menjadi satpam selama kami pergi sampai rumah itu (mungkin) jadi hak miliknya. Sompret emang. Enak aja.
Persiapan sudah hampir siap. Kami hanya menyisakan beberapa potong pakaian saja. Sisanya sudah mendekam di koper. Tommy meskipun pendiam, ternyata bisa liar juga. Mungkin terlalu dikekang orang tuanya jadi sampai sini kayak orang kesetanan juga. Peduli setan Dah dengan dia. Toh bukan urusan kami.
Setelah mengadakan pesta kecil bersama Tommy, kami langsung beristirahat karena kami harus ke airport menuju Jerman di siang hari. Tommy mengantar kepergian kami. Setelah itu, kami berpisah dan masuk ke dalam airport.
Akhirnya setelah 1001 formalitas omong kosong dan lainnya termasuk menunggu, kami masuk ke pesawat menuju Singapore. Ya transit dulu lah. Tak sampai 2 jam, kami tiba di negara anti permen karet itu dan menunggu lagi selama 2 jam untuk menuju ke Frankfurt.
Belasan jam merana di dalam pesawat, kami akhirnya tiba di Frankfurt. Untung saja kami membeli tiket VIP. Lumayan tidak bosan. Bayangkan saja kalau fasilitas kosong seperti angkot. Jaminan pendek umur. Kami yang pernah ke sini tentu sudah tidak asing lagi dengan kotanya.
Setelah mengambil semua barang kami alias bagasi, kami langsung menuju ke apartement kami yang sudah kami incar dari dahulu kala. Setelah acara tanda tangan kontrak dengan induk semang alias ibu kos alias pemilik apartement dan serah terima kunci, kami langsung membereskan barang barang kami.
Syukurlah apartment ini fully furnished. Kami tak perlu membeli banyak perlengkapan seperti meja dsb. Semua sudah asa kecuali mau beli lagi ya silahkan. Kami besoknya harus ke bank membuka rekening di sana dengan Deutsche bank.
Aku dan kakakku besok mau ke kampus untuk mengurus kuliah kami. Dia akan melanjutkan jurus spesialis kandungan. Ya cocok lah buat dia. Pasien nya pasti wanita semua. Mana ada suaminya mau macam macam sama dia saat istrinya sedang hamil.
Aku akan mengambil jurusan arsitektur. Aku suka matematika dan suka menggambar. Ya cocok juga lah. Hobi dan dibayar (kalau sudah dapat kerja). Setelah membereskan barang barang, kami pergi keluar mencari makan. Musim dingin saat ini.
Setelah makan malam, kami juga mau belanja pakaian musim dingin. Ya sesekali tampil keren napa sih. Masak pake jaket kulit mulu. Kakakku yang memilih pakaian musim dingin. Dia sebagai wanita ya tentu sana tahu tentang fashion. Gak heran lah.
Setelah berbelanja, kami pulang untuk beristirahat. Dinginnya tak tahan dah. Di dalam pikiran hanya bisa membayangkan kebakaran hutan saja biar hangat. Kami tiba di rumah dan kemudian… kami mandi bersama. Ya melepas rindu sejak tuh monyet datang kan gak bisa lagi berduaan. Kalau dia mau ikutan kan gawat..
“Ce. Sejak Tommy datang. Susah ya berduaan aja. Untung kita sudah bebas sekarang. Bisa berduaan kayak dulu lagi.” Kataku sambil tersenyum.
“Iya dek. Cece kangen tauk. Lama banget gak kayak gini. Tiap hari kita mandi bareng. Dia datang… bubar dah acara.. hehehe. Sekarang dah aman” kata kakakku yang sambil menyabuni tubuhku dengan lembut.
“Tapi ce. Kita selalu tinggal bersama terus kan ce? Kalau dedek nanti diajak temen tinggal bareng, dedek gak mau. Dedek mau sama cece aja dah berdua terus.. hehe” kataku yang sekarang membersihkan punggung kakakku.
“Cece gak akan meninggalkan kamu dek. Kita akan selalu berdua. Selalu bersama terus. Kita kalau pindah juga akan bersama” katanya yang sedang membersihkan kemaluanku.
“Uh… eh.. ce. Jangan… eh. Geli. Eh… tinggalin… dedek ya… eh” kataku geli geli nikmat.
“Iya dedek. Hehee. Udah. Tenang aja. Geli ya disabunin sama cece… Heheh.. kelitikin ah… hehehe hihihihi” katanya sambil menggelitik penisku..
“Ah cece geli.. hehehe.. tiup juga nih kuping.” Kataku sambil memeluknya dan meniup kupingnya. “Dedek. Ampun.. ihhh geli tauk… ihhhh. Nakal.. dedekkkkkkkk” kakakku berteriak. Kami pun tertawa bersama dan diakhiri dengan ciuman mesra di bawah pancuran air panas.
Setelah membersihkan dan mengeringkan badan, kami kembali berpakaian dan langsung beristirahat di atas ranjang. “Ce. Capek Ya. Musim dingin gak seenak yang aku bayangkan kayak di film” kataku sambil tersenyum.
“Yeh. Dedek mah. Coba dedek masuk kulkas. Dingin gak tuh? Hehehe. Nanti lama lama akan terbiasa kok dek” Kata kakakku.
“Iya sih. Ce. Kangen berduaan sama cece” kataku sambil memeluknya.
“Iya dek. Cece juga kangen banget sama dedek.” Katanya yang memeluku dan membelai rambutku. Terbawa suasana, kami berciuman dengan mesra. Kakakku mulai mendesah dan aku pun semakin bernafsu menciumi bibirnya.
Kami berhenti berciuman dan saling bertatapan. “Dek. Dedek nakal yang cece sayang. Yuk bobok. Besok banyak yang harus kita kerjakan dek” katanya sambil tersenyum nakal.
“Huuuh cece. Php mulu. Hehehe. Ok ce. Yuk bobo. Dedek juga dah ngantuk. Bzzzzt.” kataku sambil mengecup bibirnya.
“Ngapain make Bzzzzt segala? Hehehee. Kayak lebah” ledek kakakku.
“Iya. Dedek jadi lebah. Menyengat cece. Cup” jawabku sambil mencium bibirnya dan kamipun tidur sambil berpelukan. Musim dingin terasa hangat. Mungkin saja salju sudah meleleh di luar sana karena kehangatan cinta kita. Halaaahhh pret.
Besoknya kami pergi mengurus urusan kami berdua dari bank sampai kampus, untungnya, meski jadwal sangat padat, kami mampu menyelesaikan semuanya tepat waktu. Serasa orang kerja. Dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore gerak sana sini tak ada stop kecuali makan siang.
Di kampus, aku berkenalan dengan seorang perempuan lokal bernama Angela. Dia orang Jerman asli. Tinggi nya hanya beberapa cm lebih dariku dan berambut pirang. Dia sangat cantik. Kakakku juga berkenalan dengannya dan bahkan mereka berdua bisa langsung akrab.
Angela juga memiliki kakak laki laki. Mereka berdua juga sangat dekat. Ya… mirip seperti kita cuma bagian eksekusi sih belum ada ngomong untuk saat ini. Namanya juga baru kenal. Dia berusia 18 tahun juga. Ya seumur denganku. Tubuhnya juga bagus. Sama persis seperti kakakku.
Sementara itu, Tommy juga sedang mempersiapkan diri untuk kuliah (gak sama kami) juga. Dia bilang semuanya sejauh ini baik baik saja. Kami mengizinkan dia melakukan apapun yang dia mau selama tidak ada tindakan kriminal dan melakukan pengrusakan.
Setelah mengurus semuanya, kami berdua pulang ke apartement. Sungguh hari yang melelahkan. Setelah beristirahat sejenak, kami berdua memutuskan untuk makan malam. Sementara waktu, kami memutuskan untuk memasang pizza. Cuaca sangat dingin. Kami malas keluar. Gak percaya? Coba sendiri sana..
Setelah makan, kami menonton tv, itung itung memperdalam kemampuan bahasa kami juga. 2 jam berlalu, kini sudah pukul 8.30 malam. Kami akhirnya mandi bersama seperti biasa.
“Ce. Capek banget ya hari ini. Urus ini itu. Semoga semuanya lancar lancar aja ce.” Kataku sambil disabunin oleh kakakku.
“Iya Dek. Kita harus belajar keras. Nanti dedek di kampus jangan pacaran dulu ya. Fokus belajar dek. Cece juga gak mau mikir laki laki dulu sementara waktu. Gak ada waktu untuk itu” kata kakakku yang kini membersihkan punggungku.
“Iya ce. Cece tenang saja. Aku cuma sayang cece. Hehe. Berat rasanya mencintai perempuan lain selain cece. Cece juga jangan kecantol bule. Hehee” kataku sambil membersihkan dan memainkan payudara nya.
Kulitnya sungguh mulus seperti sutra. Putih seperti salju di luar sana. Aku tak tahan lagi dengan apa yang aku lihat. Aku mainkan saja payudaranya. Puting payudara nya aku pijat pijat dan aku putar putar. Sungguh gemas aku melihatnya.
“Eh. Dedek ah. Nakal. Jangan ah. Geli. AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH dek. Stop” katanya memohon kepadaku.
“Hehehe. Kan kemarin cece dah ngerjain aku. Gantian. Hehehe” kataku yang sekarang mulai membersihkan kemaluannya.
“Dedek nakal. Hehehe. Cece makin sayang sama kamu. Ahhh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh. Dek. Itunya dek. Stoppp” kata kakakku setengah berteriak sambil tertawa karena geli.
“Dedek makin nakal. Hehehe. Tapi makin cece sayang. Sini cium dulu.” Katanya sambil memegang wajahku dan dia mulai mencium bibirku.
Kami berdua kembali berciuman lagi. Setelah selesai mandi, kami langsung beristirahat. Untung saja ada penghangat ruangan. Kalau tidak.. susah tidur deh. Aku kemudian merangkul kakakku. “Ce. Sekarang cuma kita berdua. Bebas. Gak ada siapa siapa. Lantai kita juga gak banyak orang. Sebelah saja belum ada penghuni.
“Iya Dek. Cece deg deg an. Rasanya beda sama rumah. Di sini sendirian. Apa apa harus sendirian. Dek. Dedek kangen rumah gak? Cece sih dah mulai kangen” katanya dengan lembut.
“Aku sih belum gimana kangen ce. Lama lama kita akan terbiasa juga. Bukan tak mungkin kita akan betah dan gak mau balik. Hehee” kataku dengan santai.
“Dek. Cece kedinginan.” Katanya manja.
“Sini ce. Aku peluk. Biar hangat. Hehehe. Bilang aja minta dipeluk. Make acara kedinginan segala” kataku sambil mencolek hidungnya.
“Yeh dedek mah. Hehe. Wajar dong. Perempuan emang suka begini. Hehehe” katanya dengan manja dan tersenyum. Aku sudah memeluknya dengan erat dan mencium keningnya.
Malam itu memang sangat dingin. Aku dan kakakku kembali berciuman di balik selimut. Tangannya membelai wajahku dan aku membelai rambutnya yang panjang itu. Nafsu kami semakin membara di tengah dinginnya malam itu.
Nafsu dan cinta mengalahkan rasa lelah. Gairah semakin membesar seperti api yang membara di tengah dinginnya musim dingin. Kehangatan cinta terlarang sedang dilakukan oleh kedua insan. Sentuhan mesra membuat dingin menjadi hangat sampai pakaian kami lepas.
Hembusan nafas nya membuat diriku semakin hangat. Suara desahannya begitu merdu di telingaku. Tatapannya dalam penuh makna. Cinta terlarang tanpa memandang status dan hubungan meskipun sedarah.
Kecupan demi kecupan disusul dengan ciuman yang sangat mesra di awal dan semakin binal dan buas. Bibirku kini turun ke leher kakakku dan mulai mencium leher jenjang nya yang indah itu. Kedua tangannya kini memegang kepalaku dan dia mengecup keningku..
Payudara indah itu kini menjadi sasaran berikutnya. Jujur payudara itu terlalu sayang untuk dilewati. Indah, montok dan berwarna pink. Aku kini menyusu ke kakakku dan dia sangat senang melihatku begitu lahap menyusu di payudaranya.
Meskipun tidak ada asi di payudaranya karena kakakku belum mengandung anakku. Eh gila ya… ya pokoknya dia belum hamil, aku tetap sangat menikmati kedua payudara indah ini. Kakakku dengan sabar membiarkan aku menyusu di payudara nya sambil membelai rambutku. Sikapnya sungguh sangat keibuan.
Dia menatapku dengan pandangan yang lembut dan senyuman manisnya yang membuatku meleleh seperti lilin yang dibakar oleh api las. Dia kemudian memegang wajahku dan menciumi bibirku lagi. Penisku kini sudah di genggaman nya.
Penis yang sudah tegang itu kini dimainkan dan diarahkan ke Klitoris nya. Kakakku kini sudah memejamkan matanya dan mulutnya semakin terbuka dan mendesah. “Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH” lidah nya juga menjilati bibir nya. Dia terlihat sangat nakal dan binal malam itu… apakah malam ini kami akan melakukannya?
Kalau benar kakakku hanya iseng saja sih… aku gak heran.. cuma ya.. siapa tahu saja… toh ujung ujungnya dapat nikmat juga kok cuma caranya beda aja.. aku dapat merasakan vagina nya yang mulai basah… aku berharap kali ini tidak ada lelucon. Kelihatannya semua akan lancar jaya sampai tiba tiba kakakku berteriak kaget…
“TOMMY!!! KOK?????” Kata kakakku dengan kencang.
Aku yang mendengar nya langsung lari telanjang ke kamar mandi. Aku bersembunyi dan menutup mataku di dalam kamar mandi. Tak lama kemudian aku mendengar suara Kakakku tertawa.
“Hiya hiya hiya. Ada yang kena tipu untuk ke sekian kalinya. Mana mungkin tuh pantat ayam menyusul kita, dedek sayang? Ahahahhaa. Dedek lucu banget. Sumpah mati. Sini dek.. cece mau kasih kamu jatah. Hehehe” kata kakakku yang masih tertawa.
Akupun marah tapi ikut tertawa. Kesal, aku peluk kakakku dan meniup kupingnya sampai dia teriak teriak tertawa seperti orang gila. Aku akhirnya berhenti menyiksa nya.. “dedek. Sabar ya. Cece tahu kok dedek dah gak tahan. Suatu hari dek. Dalam waktu dekat ini. Cece mau persiapkan segalanya. Tunggu saja pas dedek lagi kuliah dan cece lagi libur.
Dia seolah mencoba untuk membuatku penasaran dengan janji janji anehnya itu. Tak masalah. Kapan lagi bisa seperti ini. Dia menyuruhku duduk di pangkuannya dan menyusu seperti biasa. Tangannya akan memberikan aku kenikmatan.
Sambil mengocok dan melihat penisku, dia masih bicara. “Dedek. Sabar ya. Maaf ya tadi dek. Bikin dedek kaget. Cece minta maaf. Dek. Cece janji akan kasih keperawanan cece. Sebentar lagi kita kuliah. 2 minggu lagi. Kita masih ada waktu. Nah sabar ya dedek sayang.”
Aku tidak menjawab dan hanya bisa mendesah saja karena kenikmatan. “Duh Dedek. Terangsang berat. Kasihan si kecil ini. Bentar ya… cece ambil tissue.. dah mau keluar kayaknya nih. Hehehe” katanya sambil tertawa.
Benar saja aku mendapatkan orgasme setelah dikerjai oleh kakakku. Dia dengan senyum manisnya dan sabar membersihkan air spermaku. Aku kemudian dituntun ke kamar mandi oleh kakakku untuk dibersihkan dan dia juga membersihkan dirinya sendiri.
2 minggu lagi memang kami akan memulai kuliah. Kami masih ada waktu untuk berkeliling dan mempelajari hal hal baru di sini. Kami sempat berpikir untuk membeli seekor anjing tapi karena kuliah kami yang mungkin sangat sibuk dan padat, kami batalkan niat kami.
Suatu malam, kakakku melihat lihat gaun pengantin di situs bridal. Dia kemudian bertanya mana yang paling cantik. Aku jawab kalau dia selalu cantik dalam pakaian apapun. Dia hanya tersenyum saja. “Ngapain cece lihat lihat gaun pengantin? Emang cece dah mau nikah?” Kataku agak cemas.
“Gak dek. Heheh. Cece senang aja. Dek. Besok cece mau jalan jalan sendiri dulu ya. Dedek jalan sendiri dulu aja. Nanti cece mau kasih kejutan. Hehee” katanya sambil tertawa. Cece mau beli barang barang… khusus perempuan. Cowok gak boleh ikut. Dari pada dedek bosan, di bawah ada gym sama studio music.
Pergi menemani wanita belanja tuh cuma bikin darah mendidih saja. Mending olah raga saja dah. Sehat Iya… gak sakit hati pula. Tiba tiba kakakku memanggilku.
“Dèk Dek. Sini dek. Dedek ada tugas.” Katanya
“Tugas apa ce?” Tanyaku penasaran.
Dia kemudian membuka semua pakaiannya sampai telanjang bulat.
“Cece belum dijatah sama dedek. Nah sekarang dedek harus bikin cece kencing nikmat. Gantian dong. Dedek gak boleh buka baju ya. Biar cece aja telanjang. Ok?” Katanya menggoda sambil mengangkat kedua alisnya.
“Ok ce. Kerjaan sepele.” Kataku dengan penuh semangat. “Nah cece sekarang tiduran telentang ya. Sisanya serahkan sama aku”
Dia tak banyak bicara selain tersenyum langsung tidur terlentang dan merentangkan kedua tangan dan kakinya seperti bintang laut. Aku langsung naik ke ranjang dan melakukan tugasku.
Lidah ku dan kedua tanganku bekerja keras di payudara indah itu. Pastinya Lah. Rugi kalau kelewatan tuh. Aku remas kedua payudaranya dengan kedua tanganku. Puting susu itu diputar putar oleh jari jariku. Tangannya mulai meremas bantal dan dia mulai mendesah.
Kedua matanya sudah tertutup. Ketiak putih mulus itu aku cium dengan lembut. Dia malah mendesah lebih kencang entah kenapa. Setelah kedua tanganku pegal dengan 2 onggok daging yang entah kenapa bisa membuat pria jadi gila, aku langsung turun ke vagina nya.
Aku mencoba cara baru meski agak berat. Aku turun ke vagina nya dan 1 tangan ku masih memainkan payudaranya. Berat tapi ya kenapa tidak. Terbukti kakakku malah semakin menggila dan terangsang. Klitoris nya aku mainkan dengan ujung lidah itu.
Kakakku yang beberapa hari belum orgasme tentu saja sudah lama menahan kenikmatan ini. Beberapa menit setelah lidah ini bekerja keras dibantu oleh kedua tanganku, akhirnya dia mendapatkan kencing nikmat itu.
“Aaahhhh” teriaknya panjang. Cairan itu menyembur dengan kencang mengenai mukaku. Sial. Untung saja bukan air seni beneran. Setelah aku membersihkan mukaku seadanya, aku berbaring di sampingnya dan merangkulnya.
“Cieee cece. Dah lama… sekali dapat.. tsunami dah. Hehehhe” kataku meledeknya.
Aku pun menciumnya dan memeluknya. Beberapa menit kemudian, dia menyuruhku membersihkan diriku yang tadi terkena semburan naga terbang. Setelah bersih bersih, aku kembali berbaring di sebelah nya dan dia berkata, “dek. Makasih ya.. enak banget tadi. Hehehe… I love you” katanya sambil mencium bibirku.
Pagi hari, aku memutuskan untuk pergi olah raga di bawah. Kakakku sudah siap jalan jalan alias pergi belanja kebutuhan yang dia butuhkan. Kali ini dia memakai pakaian simple. Celana legging dan kaos ditambah jaket dan sepatu olah raga.
Dia kemudian pergi berbelanja dan aku berolah raga. Semua berjalan baik baik saja. 2 jam kemudian setelah berolah raga, aku mandi dan dengan iseng iseng aku menghubungi Angela. Ya gpp dong. Org blum ada pasangan ini.
L: hiya hiya Angela. Apa kabar? Lagi sibuk kah?
A: hai. Apa kabar? Gak kok. Kan kita masih liburan. Aku lagi santai saja sama kakakku. Dia juga ambil spesialis loh ternyata cuma bukan kandungan pastinya. Dia ambil spesialis bedah.
L: wah keren. Kamu sendiri ambil jurusan apa?
A: aku mau ambil jurusan teknik kimia. Aku suka saja dengan kimia. Entah kenapa. Kayak seru gitu deh. Kamu ambil jurusan apa?
L: aku sih arsitektur. Aku suka matematika dan menggambar. Ya cocok deh. Kamu tinggal jauh dari kampus?
A: nggak kok. Kami tinggal di apartemen juga. Gak jauh. Jalan kaki juga sampai. Kami aslinya dari Munich.
L: eh kami berdua juga di apartemen. Jangan jangan 1 komplek apartement kita?
A: emang iya kok. Kan Patricia ada bilang ke aku. Hehehe. Kakak kamu orangnya seru. Dia ramah, sopan dan baik banget. Ingin rasanya punya kakak perempuan kayak dia. Eh kamu belum kenal sama kakak laki laki ku kan?
L: eh kamu ada Kakak laki laki? Gak pernah tahu.
A: iya lah. Kan aku sudah ngobrol panjang lebar sama kakak kamu. Hehehe. Dia 1 tahun lebih tua dari kakak kamu. Dia ada bilang kalau Patricia sangat cantik.
L: haha. Pastinya dong. Kamu juga cantik. Kakak kamu yang laki laki pasti gantent juga.
A: Patricia sih bilang gitu. Dia bilang kakak ku ganteng. Hehehe. Kamu sedang sibuk? Mau ketemu di cafe gak? Di bawah ada cafe. Kalau lagi gak sibuk, ke bawah aja yuk
L: boleh. Tunggu setengah jam lagi ya. Nanti aku ke sana. Sampai jumpa
A: ok deh. Sampai jumpa.
Kami berdua akhirnya berjumpa di bawah. Kami ngobrol sambil minum kopi. Lumayan untuk menghangatkan badan meski kopi itu akhirnya dingin juga dalam hitungan detik. Percayakan kami berdua sangat menyenangkan. Ya seperti kebanyakan orang yang sedang pdkt.
Angela memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kakak nya. Ya persis seperti aku dan Patricia. Dia berkata kalau dia mau mengajak aku dan Patricia pergi nonton bareng. Ya aku sih ok ok aja… Patricia? Tau dah dia gimana.
Kedua orang tua mereka adalah dokter. Tak heran darah science mengalir deras di nadi mereka. Angela menyarankan aku untuk menjadi warga negara sini karena lapangan kerja untukku dan Patricia sangat terbuka lebar. Bukan mustahil karena kami mengambil jurusan science (dokter dan arsitek).
Setelah ngobrol dalam waktu yang cukup lama, kami berpisah dan aku kembali ke kamarku dan tidur siang karena lelah. Tak terasa aku tidur cukup lama. Waktu menunjukan pukul 6 sore tapi kakakku belum datang.
Pov: Patricia
Aku dari tadi belanja kebutuhan pribadiku seperti pakaian dalam dan ada 1 benda yang ingin aku cari. Gaun pengantin. Iya. Aku akan menyerahkan mahkotaku ke adikku dalam waktu dekat ini. Hans, kakak si Angela sungguh tampan. Aku jujur saja langsung kepincut. Tapi ya… soal kepribadian siapa yang tahu.
Kenapa harus gaun pengantin? Ya seolah kan ada malam pertamanya. Hehe. Tak masalah. Hanya sewa ini. Bukan beli. Aku berusaha agar dia tidak tahu tentang ini. Toh gaunnya juga bukan gaun mewah seperti acara pernikahan asli.
Aku sudah mendapatkan semua yang aku butuhkan. Waktu sudah hampir malam. Semua lancar dan baik baik saja sampai ketika aku sedang berjalan di jalan kecil, ada 2 laki laki yang menggodanya dengan kata kata tak pantas. Mereka lebih mirip orang timur tengah, kemungkinan pengungsi dari timur tengah. Ada banyak di sini karena perang di negaranya, mereka mengungsi.
Kasus pemerkosaan, serangan dengan senjata tajam dan api sudah tidak asing lagi disini sejak mereka datang. Entah kenapa pemerintah Jerman tidak terlalu peduli akan ini. Kasus demi kasus sudah sering terjadi. Bukan ide jelek belajar beladiri saat sebelum tiba di sini.
Aku tahu ini akan terjadi tapi bukan masalah. Aku tidak takut. Awalnya aku tidak mempedulikan mereka sampai mereka mau mendekatiku. Selama mereka belum menyentuh, aku tak akan bertindak. Harapanku adalah mereka menjauh tapi tidak…
Salah 1 dari mereka memegang tanganku. Aku menepis tangannya dan mulai lari tapi mereka malah mengejar aku. Aku tak mau jadi korban, memberi perlawanan. Aku menggunakan kakiku untuk menendang salah 1 dari mereka. Kena telak ke mukanya sampai dia pingsan.
Beruntung aku menggunakan celana legging yang mempermudah gerakanku. 1 lagi terlihat sangat marah dan mau menyerang. Dengan cepat aku gunakan sikut untuk menyerang dagunya dengan sepenuh tenaga. Aku bisa melihat darah keluar dari mulutnya.
Dia tidak pingsan tapi masih berbaring kesakitan. Aku tak mau kena masalah, langsung lari menuju keramaian. Aku pulang menggunakan taksi ke apartement. Jujur saja, aku sangat takut tapi aku tak mau jadi korban pelecehan, jadi ya dengan terpaksa aku harus menggunakan kekerasan untuk membela diri.
Aku akhirnya sampai menuju apartement ku. Aku juga ragu untuk menceritakan ini ke Lawrence. Aku tak mau dia cemas dan sedih. Aku tidak terluka tapi trauma kejadian itu membuatku cemas dan takut. Setelah menenangkan diriku sebentar, aku langsung naik ke atas.
Lawrence sedang memasak makan malam begitu aku datang. Bisa masak apa tuh anak? Tapi siapa tahu kan? Aku kemudian langsung mandi dan setelah itu kami berdua makan malam. Khusus malam ini saja kami tidak mandi berdua. Ya waktunya mepet. Mau gimana lagi?
Pov: Lawrence
Kami berdua kemudian berbaring di ranjang sambil menonton tv. “Ce. Cece. Cece cece cece.” Kataku sambil menggoyang goyangkan tangannya.
“Napa Dek? Kayak anak kecil aja dedek ah. Hehee. Ada apa, dedek ku sayang?” Kata nya sambil tersenyum.
“Ce. Tadi aku ketemu sama si Angela. Orangnya baik juga. Ramah. Cantik pula. Hehe. Cece dah ketemu sama Hans belum?” Tanyaku.
“Cieee dia kecantol sama bule. Hehehe. Sudah lihat foto doang. Ganteng gila tuh orang. Sumpah deh Heheheeh. dek. Dedek emang suka ama Angela? Heehhe. Dia cantik banget kan?” Tanya kakakku.
“Iya ce. Tapi emang dia mau ama aku ya?” Tanyaku.. “Yeh. Emang cece ini Angela apa? Heheh. Lagian ingat… kuliah lebih penting. Pacaran nanti saja. Kalau jodoh gak ke mana mana kok.” Kata kakakku.
“Eh bener juga ya. Ce. Besok olah raga bareng yuk. Cece besok ada urusan apa? Gak ada lagi kan?” Tanyaku. “Gak dek. Urusan dah beres. Hehe. Boleh. Yuk olah raga bareng. Oh iya dek. Sabtu si Angela ngajak nonton. Mau ikut gak?” Tanya nya…
“Yeh. Dia dah bilang cece duluan. Padahal dia yang ngajakin aku duluan ce..” kataku..
“Halllah. Prettt. Cece dah diajak 2 hari lalu. Hehehe. Kalah cepat kamu dek.” Kata dia sambil tertawa.
“Haiz ciahhhh. Kecolongan duluan. Hehehe.. ok ce. Sabtu ce. Masih ada 1 minggu lebih sebelum kuliah” kataku.
“Dek. Bobo yuk. Cece capek banget.” Kata dia sambil mencium pipiku. “Ok ce.”
Kami berdua langsung tidur bersama karena sama sama lelah. Besok paginya kami olah raga bersama dan Setelah itu, kami berdua berjumpa dengan Angela dan Hans. Kami berempat ngobrol ngobrol dan langsung cepat akrab. Hans sendiri sudah menunjukan ketertarikannya kepada Patricia.
Kami berempat kemudian makan siang bersama. Setelah makan siang, kami berpisah. Aku dan Patricia kembali ke apartement kami. “Ce. Si Hans kayaknya suka ama cece tuh. Hehehe. Kalian berdua cocok loh.” Kataku.
“Eh Dedek. Cece belum mau pacaran. Ganteng sih ganteng… cuma… ya… fokus belajar dulu ah. Hehehe” katanya tertawa kecil.
“Dek. Dedek juga mending jangan pacaran dulu. Kita gak tahu apa yang terjadi. Ingat dek. Jodoh gak ke mana mana. Hehe. Ingat. Belajar lebih penting. Kalau dedek dah sukses nanti juga wanita yang cari dedek. Percaya deh” katanya kepadaku sambil membelai kepalaku.
“Oh iya dek. Malam ini cece ada kejutan. Tunggu ya. Cece mandi dulu. Habis itu dedek mandi ya.” Kata dia.
“Ok ce” kataku.
Dia kemudian mandi. 15 menanti akhirnya dia keluar. Aku tak pakai lama, langsung mandi juga. 10 menit kemudian aku keluar dan aku melihat kakakku yang sudah berubah.
Dia menggunakan gaun pengantin. Ya tidak mewah tapi cocok dan cantik saja. Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat. Sungguh dia cantik sekali malam itu.
“Nah gimana Dek. Cece cantik gak dek?” Tanya dia sambil menggoyangkan tubuhnya memamerkan gaun itu.
“Teramat sangat cantik sekali ce” kataku sambil melongo dan melotot tak percaya seolah dia berubah menjadi dewi venus.
“Dek. Ini malam pertama kita. Dan cece janji gak ada KENTANG lagi. Dedek dah siap?” Tanya dia yang mulai mendekatiku. Aku sendiri belum berpakaian alias masih telanjang. Aku sih sudah gak kaget kalau ada kentang lagi. Kalau dia sudah serius seperti itu mah… pasti serius. Tampaknya malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan.
Dia sudah duduk mengulurkan tangannya yang dibalut sarung tangan putih itu. Aku menyambutnya dengan tanganku tapi dia dengan resehnya malah memindahkan tangannya ke penisku dan menariknya dengan lembut. Aku kini duduk di sampingnya.
Dia yang masih menggunakan gaun pengantin, aku masih atau sudah telanjang. Pemandangan yang tidak adil. Dia kemudian menyuruhku duduk di pangkuan nya.
“Dek. Dedek dah siap? Cece rasa ini malam sudah waktunya…” kata Kakakku dengan lembut.
Aku mengangguk tanda siap. Kami berdua kini berbaring dan berciuman. Dengan sigap aku lepaskan gaun pengantin itu dia kini sudah telanjang. Kami berciuman dengan mesra dan lembut. Diiringi nafsu manusiawi, ciuman kami bertambah dahsyat dan aku kini berbaring di atas tubuh kakakku.
Seperti biasa. Setelah berciuman, payudara itu selalu menjadi tempat favorites ku. Aku dengan semangat menghisap payudara indah itu dan puting susunya aku mainkan. Desahan demi desahan mengisi sunyinya malam yang dingin itu. Kehangatan cinta kami membuat dingin menjadi tak terasa.
Setelah puas bermain main dengab payudara itu, kepalaku menuju ke vaginanya. Dengan penuh penghayatan aku melihat vagina itu yang nantinya akan segera tidak perawan (dengan catatan tak ada balada kentang untuk 1001x nya).
Aku kemudian menjilati vagina perawan kakakku dan menciumnya seolah tiada hari esok. Kakakku sudah terangsang berat dan kedua tangannya sudah meremas payudaranya sendiri. “Ahhhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH” kakakku mendesah.
Aku kemudian mencium bibirnya lagi. Dia kini jauh menjadi lebih aggresive. Kedua tangannya memeluk punggung dan leherku dengan erat. Nafas kami saling beradu. Sekarang salah 1 tangannya memegang penisku dan dimainkan di vaginanya yang sudah basah itu.
Dengan pelan ujung kepala penisku dimainkan di klitoris vagina itu. Pelan pelan penis itu masuk ke liang peranakan kakakku sampai matanya tiba tiba terbuka dan berteriak karena sakit yang luar biasa. Aku memeluk erat kakakku. Air matanya mengalir deras. Dia menangis terisak isak karena sakit itu.
Beberapa menit kemudian, aku mencium bibirnya dan membelai rambutnya. Kakakku kini berada di atas tubuhku. Dia tampaknya sudah tak peduli dengan rasa sakitnya dan kini mengikuti instingnya. Tubuhnya mulai bergoyang goyang mencari kenikmatan yang sejati dan hakiki.
“Ahhhhhhhhh aahhh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh dek… enak… I love you… ohhhh ahhhhh” teriaknya. Kedua tangannya dinaikan di belakang kepalanya (seperti gaya mengikat rambut) sehingga payudara indah itu semakin menonjol dan tentu saja kedua tanganku langsung menyerbu tempat kesukaanku.
Seperti biasa. Aku memainkan kedua puting susunya dan meremas remas payudaranya. Kakakku semakin terangsang berat dan gerakannya semakin kacau. Tak lama kemudian, dia mendapatkan orgasme asli dari penisku. Aku hanya terpukau diam tak bergerak.
Dia menjatuhkan kedua tangannya di dadaku dan tak lama kemudian… dia merebahkan dirinya di atas tubuhku. Aku membelai rambut dan punggung nya yang halus itu. Dia kemudian menatapku ssmbil tersenyum dan mencium bibirku dengan mesra.
“Dek. Makasih ya sayang. Cece sayang banget sama kamu. Cece dah kasih kehormatan cece. Jangan bikin cece sedih ya sayang. Cece istirahat bentar ya.. nanti kita lanjut lagi sayang” katanya dengan lembut dan mesra.
Aku membiarkan kakakku beristirahat. Dia pasti masih kesakitan. Aku tak sadar meneteskan air mataku. Air mata… bahagia dan juga penyesalan… serta rasa takut. Semua sudah terjadi. Apa yang bisa diperbuat?
Tak lama kemudian dia bangun lagi dan mulai menciumi bibirku. Aku juga membalasnya dengan ciuman mesra. Aku yang dari tadi sudah bernafsu tentu saja mulai menggila. Aku dan kakakku masih berpelukan dan aku membalikan tubuhnya sehingga aku ada di atas tubuh nya.
Kemaluan aku masih bersarang di vagina kakakku. Aku kemudian mulai menggoyangkan tubuhku. Penis itu maju mundur keluar masuk vagina nya yang baru aku perawani. Sungguh mati. Vagina Kakakku sangat menjepit dan legit. Hangat sekali di dalam sana.
Ini pertama kalinya aku bercinta dan tentu saja aku sudah tak perjaka lagi. Karena rasa nikmat dan terangsang, aku tidak dapat menahan diriku lagi dan aku akhirnya mencapai orgasme ku dalam waktu yang singkat itu. Untung saja Aku sudah menarik keluar penisku dari vaginanya.
Malu? Gak tuh. Tadi buktinya kakakku sudah kalah duluan. Jadi anggap saja impas. Penis itu mengeluarkan banyak sperma. Kakakku tersenyum puas. Dia kemudian menjilati penisku dan membersihkannya dengan mulut dan lidahnya.
Aku juga mau membalas budi Kakakku. Jadi kami melakukan posisi 69. Aku di bawah, dia di atas. Setelah saling membersihkan, kami berdua mandi bersama. Aku menuntun kakakku yang masih kesakitan. Setelah kami mandi bersama, kami berdua tiduran di ranjang.
“Sayang. Seru. Enak. Tapi sakit sayyyyyy” kata kakakku yang tadi senyum dan sekarang merengek kesakitan.
“Cece. Aku senang tadi. Jadi gak penasaran lagi. Dari dulu kan cece ngerjain aku terus. Hehehe. Cece istirahat tuh. Aku dah gak penasaran lagi. Kalau cece dah membaik, kita gituan lagi. Hehehe.” Kataku sambil membelai wajah cantiknya.
“Eh nakal. Masih manggil cece. Kita dah kayak suami istri, kamu manggil cece. Gimana sih kamu say?” Kata kakakku sambil tertawa.
“Iya ya say. Tapi di sini aja ngomong say nya. Jangan di luar. Di luar mah kita biasa biasa aja” kataku.
“Bener juga ya dek. Eh say. Ah Suek lah loe. Wkkwkwkwkw.” Kata Kakakku tertawa.
“Ya udah lah. Sesukanya aja. Suek.. hehee” kata kakakku yang mulai agak aneh bicaranya. Mungkin dah dijebol kali ya.. jadi otaknya agak miring
“Ce. Tadi gmn rasanya orgasme make burung beneran? Hhehehe” kataku meledek.
“Nakal. diem ah. Malu tauk. Hehehe.” Kata Kakakku tersipu malu.
“Haaaaaa ntar juga mau lagi” ledekku
“Hiehhhhh nakal kamu say. Hehhehe” ledek kakakku sambil menggenggam tanganku.
Kami akhirnya tertidur. Malam yang indah. Mungkin suatu hari ketika aku menikah… Ntah dengan kakakku sendiri atau dengan Angela (harapan)… Aku sudah tahu seperti apa rasanya bercinta.
Setelah kejadian itu, kami semakin sering bercinta setiap hari. Bahkan kadang 3 x sehari. Vagina dia sudah tidak sakit lagi. Maklum. Dah sering disodok. Dia selalu mendapatkan orgasme nya tiap x kami bercinta. Rasa malu sudah tidak ada lagi. Bercinta bahkan sudah menjadi kewajiban kami.
Hari sabtu ini kami sudah berencana untuk menonton film bersama Angela and Hans. Aku dan Kakakku sudah siap. Kami sudah bersiap siap untuk pergi. Kami berempat pergi menggunakan kendaraan umum seperti kereta dan bis. Kendaraan umum di sini sangat bagus dan senantiasa tepat waktu.
Kami Akhirnya tiba di bioskop dan akan menonton film drama. Bah… Aku secara pribadi tidak suka film semacam itu tapi ya mau gimana lagi. Berlagak bego saja jadinya. Ikut ikut saja. Anggap saja memperdalam bahasa Jerman. Kami akhirnya masuk ke dalam theater dan menonton film itu.
Setelah penderitaan ku berakhir dalam 2 jam, kami memutuskan untuk makan malam bersama. Meski belum lama kenal, kami merasa sangat akrab seperti keluarga. Belum pernah kami merasa bahagia seperti ini. Awal yang bagus untuk memulai kehidupan baru di negara asing.
Setelah makan malam, kami pulang menuju apartment kami, namun sayang, karena malam minggu, ada banyak orang orang mabuk dan gila di jalanan. Kami saling berjaga. Hans tentu menjaga adiknya dan aku menjaga kakakku.
Yang ditakutkan benar terjadi. 4 orang dari timur tengah mengganggu kami. Mereka kemudian menyerang Aku dan Hans karena tidak mungkin mereka mau memperkosa pria. Hans, dengan perawakan tinggi 180 cm+ dan bertubuh lumayan kekar memberikan perlawanan tak terduga.
Dua pukulan telak melayang ke muka bandit itu sampai pingsan. Aku juga melawan dengan memberikan pukulan telak di ulu hati dan tendangan samping ke tulang iga nya. 2 sudah jatuh. 2 lagi yang tersisa. Melihat kedua temannya sudah tumbang, dia mencoba menyerang kakakku.
Patricia dengan sekuat tenaga menendang ulu hati orang itu sampai dia kesakitan memegang perutnya. 1 nya lagi mengeluarkan pisau. Aku menendang pisau itu dan Hans memberikan sebuah pukulan telak ke dagu orang itu. Iya uppercut. 4 orang itu sudah jatuh. Kami berempat lari.
Angela bukan tipikal perempuan yang suka olah raga dan kekerasan (wajar lah), jadi dia terlihat ketakutan. Patricia menggenggam tangan Angela dan Setelah kami berhasil lari dari tkp, kami akhirnya pulang. Bukan akhir yang baik untuk kami berempat tapi tidak ada yang terluka selain Angela yang hanya shock.
Kami berempat berkumpul di unit Angela untuk sementara sampai dia tenang. Patricia menjaga dia sementara aku dan Hans ngobrol di luar bicara tentang apa yang terjadi tadi. Ternyata itu semua sudah lumayan sering terjadi. Jerman tidak aman dan tidak seindah dulu lagi sejak orang orang itu berdatangan.
“Ce. Gila. Untung aja kita sempat belajar bela diri walau cuma sebentar ya. Siapa yang bakal menduga hal hal itu akan terjadi? Gila.” Kata ku agak kesal.
“Ya mau gimana lgi dek. Di dunia ini mah apapun bisa terjadi. Yuk dek. Gak usah bahas lagi. Kita mandi bareng yuk.” Kata kakakku sambil menggenggam tanganku dan menarikku ke kamar mandi untuk mandi bersama.
Setelah saling memandikan, kami berdua langsung salto ke ranjang untuk menjalankan kewajiban suami istri (dalam kasus ini ya, kakak adik). Kami sejenak melupakan kejadian yang mengerikan tadi. Dengan Bercinta, semua masalah hilang seketika.
Bibir kami saling beradu seperti biasa. Lidah kami bertarung dengan sengit. Ciuman kami cepat dan tepat menuju sasaran sehingga tak butuh waktu lama bagi kami untuk mendapatkan rangsangan. Alhasil Aku langsung menuju ke tempat favorite ku.
Seperti sudah tradisi saja. Puting susunya aku mainkan. Payudaranya Aku remas. Desahan dan tawa karena geli menggema di kamar kami. Untung saja kakak adik itu beda tower dengan kami. Kalau berdekatan, gawat tuh kalau terdengar. Aku sangat menyukai payudaranya yang indah itu. Sungguh… aku sangat beruntung bisa menikmati keindahan tubuh kakakku.
Kontolku sudah dipegang oleh kakakku dan dia menggesek gesekan ke vaginanya. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Aku bisa merasakan vagina nya yang sudah becek dan… jlebbbb. Masuk sudah penisku ke dalam vaginanya. Aku dengan pelan mengangkat pantatku. Penis Itu keluar masuk dari pelan ke cepat layaknya piston mobil.
Kedua tangan dan kaki Kakakku kini merangkul dan mengunci tubuhku seolah dia minta untuk dibuahi tapi ya itu hanya sesaat aja. Dia mendapatkan orgasmenya setelah aku berjuang dengan keras. Kedua tangan dan kakinya mengunci tubuhku dengan keras. Untung saja Aku tidak tercekik.
Tak lama kemudian, aku melanjutkan goyanganku lagi dan dia semakin berteriak karena nikmat dan geli. “Dekkk.. ahhhh AHHH… sudah… geli dekkkk ahhhhj ohhh ahhh.” teriaknya sambil memohon dan mulai menangis.
“Tahan ya sayang. Tahan… aku sudah mau sampe.. tahan ya cantik… aahhh… arghhh” aku pun mendapatkan orgasme ku dan menarik penisku dengan cepat dari vagina nya. Aku kocok penis itu di depan muka kakakku. Dia menutup matanya dan menyambut semburan sperma ku di wajah cantiknya.
Dia tersenyum dan mulai menjilati sperma yang berceceran di wajahnya. Aku memberikan tissue dan dia membersihkan wajah cantiknya itu. Setelah Itu, dia menggenggam penisku dan dia memasukkannya ke mulut nya.
Oral sex ini juga salah 1 saat saat yang aku tunggu. Aku sangat menyukai saat saat penis aku dijilat dari ujung ke ujung… dibersihkan oleh lidahnya dan dikulum. Nikmat nya tidak ada tandingan. Setelah dia puas membersihkan penisku dengan mulutnya, dia tersenyum dan minta digendong ke kamar mandi. Kami berdua mandi bersama dan saling membersihkan.
Hari berganti hari. Kami memulai kuliah kami. Seperti janji kami. Tidak ada yang boleh pacaran sampai kuliah selesai. Kami berdua tetap saja melakukan hubungan kami seperti suami istri. Tak ada yang tahu tentang hubungan terlarang kami selama ini termasuk Hans dan Angela.
Khusus Angela, aku dan dia memang semakin dekat. Tiap sabtu atau minggu, kami selalu pergi kencan tapi hanya kencan saja. Kami belum pernah lebih dari itu. Hans dan kakakku juga sama. Hubungan mereka semakin dekat.
Sejauh ini belum ada drama aneh aneh dalam hubungan kami berempat. Bisa dibilang strangers by the say lovers by night. Kasus kami sih kakak adik di luar… malam hari ya seperti suami istri. Prinsip kami ya senin sampai jumat belajar keras. Sabtu minggu saat nya happy happy kecuali kalau senin ada ujian.
Sama hal dengan kakak adik itu. Belajar ya belajar.. sabtu minggu ya bebas. Aku dan kakakku juga mempelajari 1 hal penting di Jerman. Tepat waktu dan disiplin tinggi. Tidak boleh terlambat dan harus professional. Apapun yang terjadi, the show must go on.
Orang tua kami hanya sesekali mengunjungi kami. Biasa setahun sekali. Mereka? Ya tetap sibuk dengan bisnis mereka. Kami tak pernah pulang ke rumah kami. Tommy juga sibuk dengan kuliah nya. Kabar dia? Ya biasa. Seperti singa keluar dari kandang, liar, nakal dan brutal tapi kalau soal kuliah? Tetap jempolan.
6 tahun berlalu… kami berempat telah lulus kuliah. Aku sudah mulai bekerja sebagai seorang arsitek. Kakakku dan Hans sedang mengurus izin prakteknya. Mereka resmi pacaran tapi belum tinggal bersama. Aku dan kakakku masih tetap tinggal berdua. Kami berdua sudah resmi menjadi warga negara Jerman.
Angela? Ya dia bekerja di perusahaan kimia yang kantornya tidak jauh dari tempatku bekerja sehingga memungkinkan kami berjumpa saat makan siang. Aku dan dia semakin dekat sampai suatu hari aku menyatakan perasaanku kepadanya dan dia dengan senang hati menerimanya. Alhasil? Kamipun resmi pacaran. Kawin silang jadinya
Suatu hari, aku dan kakakku pergi ke taman. Kami berdua ngobrol.
“Ce. Ingat Gak dulu aku pernah ngomong kalau aku gak mau mencintai perempuan lain selain cece? Kelihatannya mustahil ce. Meski gimana pun juga, cece selalu di hatiku. Aku berharap cece paham maksudku. Cece juga sudah kepincut sama Hans. Dia ganteng dan sukses. Kalian berdua juga dokter. Jodoh gak ada yang tahu.
“Dek. Dulu ya dulu. Sekarang sudah beda. Cece mikir.. cece sebagai seorang dokter harusnya tahu dan sudah tahu kalau nanti kita ngotot bersama dan sampai punya anak, kasihan saja. Anak kita belum tentu sehat. Itu sangat memalukan. Apalagi cece dokter kandungan. Kita hidup di dunia nyata dek. Cece paham.
Karir kami berempat sangat bagus. Aku sering dipekerjakan untuk proyek proyek besar. Kakakku juga menjadi salah satu dokter kandungan ternama di Frankfurt. Hans juga menjadi salah satu dokter terbaik di Jerman dan selalu mengadakan konferensi kesehatan di negara negara European union.
Angela juga semakin sukses dengan banyak penemuan penemuan di bidang kimia yang menjadi unggulan dari negara itu. Just info, Germany is known for their chemicals and engineering. Sementara itu nun jauh di sana, Tommy juga sudah sukses. Dia sudah menjadi seorang CEO bank terkenal.
Terlepas dari itu semua, kabar buruk menimpa kami. Kedua orang tua kami jatuh sakit. Kami berdua harus pulang menjenguk mereka. Kakakku dan aku mengeluarkan uang untuk menyembuhkan mereka. Tommy yang merasa berhutang budi, memutuskan untuk merawat mereka berdua menggantikan kami. Tentu saja kami akan membantu secara finansial.
Hans dan Angela juga datang menjenguk kedua orang tua kami. Papa dan mama kami terlihat sangat senang karena mereka akan mendapatkan menantu bule. Ya wajar saja. Mereka berdua merestui hubungan kami.
Sayangnya… itulah saat saat terakhir kami melihat orang tua kami. Mereka berdua tak lama kemudian tutup usia. Sesuai dengan perjanjian hukum, harta kedua orang tua kami 50% jatuh ke Tommy dan 50% ke kami. Kami dan Tommy sudah mengatur semuanya agar tidak ada konflik nantinya.
2 minggu kami berkabung dan kami kembali ke Jerman untuk melanjutkan karir kami. Setelah move on dari orang tua kami, aku merasa ini sudah saatnya bagiku untuk melamar Angela. Dia tentunya menerimanya dengan senang hati. Aku sudah berjumpa dengan kedua orang tuanya.
Hans? 3 bulan setelah aku melamar adiknya, kini dia melamar kakakku dan tentunya kakakku menerimanya dengan senang hati. Meski kami berdua sudah ada pasangan masing masing, kami tetap tinggal berdua dan tetap berhubungan seperti suami istri. Kami tidak akan berhenti sampai kami menikah dengan pasangan masing masing dan selagi ada kesempatan, kami akan tetap melakukan itu.
1 tahun kemudian, Hans menikah dengan kakakku dan 6 bulan kemudian, aku yang menikahi Angela. Aku dan kakakku sebetulnya sudah tahu kalau kami tidak akan menjadi suami istri tapi kami berdua masih tetap melakukan hubungan terlarang ini dengan rahasia.
Selesai? Tunggu dulu…
* Hans
Aku baru pertama kali bercinta Dengan wanita asia. Kulitnya juga putih seperti kulitku. Aku sudah bisa membayangkan betapa cantik atau tampan anak anak ku nanti. Yakinlah… tubuhnya (kecuali kepalanya) 100% sama dengan semua wanita kulit putih. Putingnya berwarna pink. Sangat jarang untuk ditemui alias langka.
Kami berdua sudàh telanjang dan aku siap untuk bercumbu dengannya. Aku mencintai dia dan menerima dia apa adanya. Aku tidak peduli dia masih perawan atau tidak. Dia sudah sempurna buatku. Aku kemudian mendekati nya dan mencium bibir mungilnya.
Dia menutup kedua matanya dan membalas ciumanku. Kami berpelukan dan berciuman dengan mesra. Sungguh aku sangat beruntung memiliki dan bisa menikmati dia. Kulitnya sangat lembut dan halus. Ciuman kami bertambah buas dan penuh nafsu. Kedua lidah sudah saling bertukar serangan.
Aku kemudian membaringkan istriku yang cantik ini ke ranjang dan payudara indah ini langsung kunikmati. Puting susunya aku mainkan dan kujilat dengan lidahku. Patricia sangat menikmati aksiku. Tangan kananku meremas payudara 2 nya lagi. Kamar pengantin kami diisi oleh suara desahan wanita.
Kedua Payudara indah ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Aku tak pernah bisa menahan diriku saat melihat pemandangan indah ini di depan mataku. Tidak akan pernah bisa. Dia terlalu cantik untuk disia siakan. Aku pun turun ke vagina nya dan menjilati habis semua vagina dia.. dari bawah ke atas sampai ke dalam dalam nya.
Dia mendesah dan berteriak. “Aaaahhh ahhhhhhh oohhhh ahhhh Hans. Halt. Stop. Ohhh ah mein gott.. oh…” teriaknya. Aku berkata dalam hatiku, “wow dia sudah tahu cara mendesah dalam bahasa Jerman”. Vagina itu sudah basah. Aku langsung menghunus penisku ke dalam vagina nya.
Kedua matanya terbuka lebar seperti mulutnya yang membentuk huruf O. Dia berteriak kencang. “Ahhhhhhhh ooohhhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh” aku kemudian menggoyangkan tubuhku dan penis itu bergerak keluar masuk…
Suara desahan itu tampaknya tak bisa berhenti dari mulutnya. Mungkin ini pertama kali kena burung bule, beda sensasi.. ada rasa keju nya sama bir. Aku terus menggoyangkan penisku di vagina nya yang masih sempit dan legit seperti ketan itu. (Sejak kapan bule Jerman makan ketan? Sok tahu dia).
Patricia berteriak panjang karena orgasme nya sudah mau dekat dan aku terus menggenjot vagina nya sampai cairan cinta dia keluar menyembur. Aku tetap menggoyangkan penisku dengan kecepatan tinggi sampai aku juga meraih orgasmeku. Aku mengeluarkan air mani ku di dalam vagina nya.
Patricia merasakan vagina nya begitu hangat. Dia tersenyum puas dan nikmat. Hamil? Oh tenang.. ada pil anti hamil. Dia yang sebagai dokter kandungan tentu saja sudah tak asing dengan benda benda semacam ini. Dia kemudian merangkul leherku dengan kedua tangannya dan menciumi bibirku.
Dia kemudian menyuruhku berbaring dan dengan dia langsung menyerbu penisku… dengan mulutnya. Penisku dijilat dari bawah sampai kepalanya. Lidahnya begitu mahir dalam membersihkan penisku. Setelah itu kepala penis ku dikulum olehnya. Geli dan nikmat. Aku pun terangsang kembali karena ulahnya namun sayang dia mengakhiri jasa cleaning service nya itu dan minta digendong untuk mandi bersamaku.
* Lawrence
Angela. Pertama kali Aku melihatnya, aku mengira dia itu dewi legenda Yunani. Berambut pirang dan bertubuh indah. Payudaranya memiliki ukuran yang sama dengan kakakku. Wajahnya Cantik sekali. Aku tak pernah sekalipun menduga aku akan menjadi suaminya. Mimpi menjadi nyata.
Aku sebagai pria asia, sangat beruntung memiliki istri bule berambut pirang. Aku membelai rambutnya yang indah itu dan mencium keningnya. Aku kemudian mencium bibirnya dengan lembut. Di saat yang sama, tangan tangan kami juga saling melepaskan pakaian masing masing sampai telanjang bulat.
Dia kemudian membaringkan tubuhnya ke ranjang seolah mempersilahkan aku menikmati tubuhnya yang indah seperti dewi dewi legenda Yunani (kecuali medusa). Aku langsung naik ke atas tubuhnya dan membelai rambutnya. Bibir kami kembali berciuman dengan lembut. Kedua tangannya merangkul leherku seolah dia tidak mau melepasku pergi dan aku memeluk punggungnya.
Ciuman kami bertambah panas Sampai kedua lidah kami mulai berperang. Aku tidak percaya aku sedang bercinta dengan wanita impian ku. Kalau ini mimpi, janganlah berakhir karena terlalu indah untuk dilewati. Aku kemudian turun menciumi lehernya dan sesekali mengecup nya dengan agak keras meninggalkan berkas ciuman yang tidak terlalu terlihat.
Setelah itu kepalaku turun ke… Payudaranya. Demi dewa Zeus. Melihat payudaranya itu seperti… melihat punya kakakku sendiri. Ya. Ukurannya sama. Puting susu itu berwarna pink pula. Wajah nya dan rambutnya saja yang beda dengan kakakku. Seperti bercinta dengan kakakku versi bule. Aku sudah tahu apa yang harus aku perbuat pastinya.
Lidahku menjilat puting susu payudara kiri dan tangan kananku meremas payudara kanan. Terkadang aku mengganti tangan dan mulutku ke payudara 1 nya lagi, biar adik dong. Kedua tangannya memeluk kepalaku. Dia mendesah tiada henti dan menutup matanya. Suaranya desahannya sungguh merdu. Payudara ini mengingatkan aku kepada kakakku sendiri.
Dia yang sudah terangsang berat langsung memegang penisku dan diarahkan serta dimainkan di Klitoris nya. Di saat yang sama, kami kembali berciuman. Angela merasa vagina nya sudah basah dan dia dengan pelan menuntun penisku memasuki vagina nya yang ternyata sudah jebol oleh mantan pacarnya sendiri sebelum kami bertemu.
Penis itu masuk akhirnya ke liang peranakan nya. Dia yang dari tadi memejamkan matanya, tiba tiba melotot saat penisku memasuki Vagina nya. Aku kemudian menggoyangkan tubuh ku sehingga penis itu mulai bekerja seperti piston mobil.
“Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh” dia sudah mendesah. Desahan itu seperti bensin yang disiram ke tubuhku yang sudah membara karena birahi tinggi. Aku semakin semangat memompa vagina istriku. Aku yang biasa olah raga tentu saja sudah tak asing lagi dengan gerakan ini. Seperti push up tapi berujung nikmat.
Suara istriku yang dari mendesah kini berubah menjadi teriakan kencang seperti mau melahirkan. Aku semakin semangat memompa penisku dengan kencang. Akhirnya Angela mendapatkan orgasme nya yang disusul olehku dalam beberapa detik saja. Air sperma ku tumpah di dalam vagina nya.
Tenang saja. Sama seperti yang di atas tadi. Sudah ada pil anti hamil. Aku yang juga lelah karena orgasme akhirnya menjatuhkan tubuhku di atas tubuhnya. Dia membelai rambutku dengan lembut dan tak lama kemudian dia memeluku dengan hangat. Aku sadar… ini nyata… bukan Mimpi. Aku meneteskan air mataku karena bahagia.
Setelah beristirahat sejenak, kami kembali berciuman lagi dan… ke kamar mandi untuk mandi bersama. Aku menggendong dirinya dan sambil berciuman kami menuju kamar mandi. Aku jujur masih rindu kakakku. Aku dan Patricia tidak pernah menceritakan hubungan terlarang kami ke pasangan kami.
Bagi para pembaca Ngocokers yang meminta untuk Patricia dibuat hamil, saya dengan terpaksa harus membatalkannya. Kenapa? Patricia dalam kasus ini adalah dokter kandungan. Dia sebagai dokter kandungan tentu tahu resiko mengandung anak dari hubungan sedarah. Seperti dokter spesialis pernafasan yang merokok, itu membuat kesan yang kurang etis meskipun saya bukan seorang dokter dan kisah ini 100% fiksi belaka tapi terlepas dari itu semua, saya tidak mau merendahkan atau melecehkan profesi seseorang.
Saya minta maaf karena saya tidak bisa memenuhi permintaan beberapa para pembaca karena membuat Patricia hamil itu bukan ide saya dan tak pernah terlintas sekalipun dalam pikiran saya mengingat mereka berdua adalah orang berpendidikan tinggi dan tahu resiko menghamili saudara kandung dan oleh karena itu, saya menambahkan 2 karakter baru untuk “mencegah” kehamilan terlarang tersebut dan mereka berdua juga sebetulnya ide dadakan tapi itulah ending yang saya harapkan.
Mungkin saja saya bisa membuat skenario kalau Patricia hamil karena adiknya tapi karena stress dan depresi, kandungannya keguguran. Bisa saja, tapi itu akan menjadi tragedi. Bukan akhir atau jalan yang bagus karena Hans yang sudah ada di dalam hidup mereka berdua.
Saya sebagai penulis tidak ada niat untuk bermaksud rasis atau diskriminasi terhadap orang orang tertentu tapi inilah yang sedang terjadi di eropa. Banyak imigran dari timur tengah yang sedang perang, entah perang saudara atau lainnya sehingga mereka mengungsi ke eropa dan sayangnya mereka (hampir semuanya) banyak melakukan kekerasan dan pemerkosaan bahkan terorisme.
Ya memang kisah fiksi yang sedikit digabung oleh beberapa fakta yang ada dan ini baru pertama kali saya harus menolak ide dari pembaca namun terlepas dari itu semua, saya juga sangat berterima kasih untuk semua saran dan ide ide nya. Semoga para pembaca senantiasa sehat selalu dan terima kasih sudah setia bersama saya.
TAMAT